Pernahkah anda merasakan sebuah jarak yang terbentang antara anda dengan orang lain. pernahkan anda mengaitkan dengan penyebabnya? dan, Pernahkan anda mencari hal apa yang mempengaruhinya secara global??
Kontak sosial pada dasarnya menghasilkan interaksi dan hubungan timbal balik antara individu satu sama lain. Komunikasi menjadi hal yang sangat pokok dalam ranah kehidupan sosial manusia, begitu pula hewan. Manusia sebagai "prima causa" di bumi ini telah mendesain komunikasi dengan fetchingly-nya. sampai sampai komunikasi merambah menjadi hobi dan aktivitas pokok. Variasi komunikasi menjadi salah satu faktor pendorong munculnya prinsip-prinsip demokrasi yang plural dan majemuk.
3 juta tahun sebelum hari ini, apakah yg dilakukan manusia untuk berkomunikasi? Apakah sekedar komunikasi verbal, dengan bahasa lisan, bahasa tubuh, atau bahkan telepati? Dan, apa yang kita gunakan untuk berkomunikasi hari ini?? 3 juta jawaban. Mulai dari bahasa lisan, surat post, telepon genggam, media elektronik, fax, telegram, pager. wow. dari telepon genggam saja masih kita bagi lagi menjadi sms, mms, mmb, call, video call, etc. Dan lebih beragam lagi media elektronik, misal internet. E-mail, webcam, chat,facebook dan jejaring sosial lain, bahkan ngeblog yang saya lakukan saat ini adalah variasi komunikasi.
Lalu, segala kemudahan dalam mobilitas ini membuat kita manja dan tak berpikir tentang apa hakekat sebuah kontak sosial dan hubungan antar individu. Benarkah?? (*masih dapat digugat)
JARAK YANG MENYATUKAN, DEKAT YANG MERENTANGKAN
Cobalah sekali waktu anda menghubungi teman anda untuk makan di sebuah cafe dengan fasilitas wi fi. ajak lah teman anda untuk membawa notebook atau netbook. Datanglah beramai-ramai, jangan cuma berdua (ntar yg ketiga setan loh). Setelah anda pulang dari cafe, remembering apa saja yang anda obrolin dengan teman-teman anda. Sebagian waktu anda pasti hanya dihabiskan untuk terpaku di depan layar, topik yang anda bincangkan juga berhubungan dengan itu. meskipun tentu saja sesekali anda ngobrol ini-itu tentang topik lain, tapi fokus anda pasti tertuju pada netbook di depan anda.
Pada dasarnya, anda mengajak teman anda untuk main di cafe semata-mata untuk kumpul2 atau kongkow bareng. Dengan kata lain, anda ingin mengakrabkan diri dengan kawan-kawan anda. Namun pada kenyataanya, anda justru menjauhkan diri dari kedekatan anda, dan sebaliknya mendekatkan diri pada sesuatu yang jauh dari anda. Komunikasi internet saat ini bisa dibilang, menjauhkan yang dekat mendekatkan yang jauh. Bayangkan, anda berkumpul di cafe dengan teman-teman anda, sementara itu anda justru asik chating dengan pacar anda yang berada di Adelaide.
TINJAU LAPANGAN
Dewasa ini, saya sedang mencari, hal mana yang paling berpengaruh terhadap kedekatan hubungan antar individu. Apakah interaksi, atau intensitas pertemuan, atau status, atau bahkan stereotip saja??
- Interaksi.
Interaksi adalah sebuah tahapan dalam komunikasi. Seringnya melakukan interaksi menjadi alasan yang cukup kuat untuk mendekatkan sebuah hubungan antar individu. Namun, bayangkan saja anda tinggal di sebuah kost yang dihuni lebih dari 20 orang dalam satu rumah yang besar. Jika dengan teman sekamar, anda tentu akan saling berbagi ini itu. Tapi jika teman sekamar anda itu adalah seorang Yahudi, sedangkan anda adalah pejuang palestine, apakah akan sedekat dengan teman SD anda yang tinggal di kampung halaman anda?? Dalam hal ini, faktor senasib, faktor regional, dan ideologi sangat mempengaruhi kerelatifan suatu hubungan - Intensitas Pertemuan. Alasan ini cukup kuat juga, karena jika kita terus berinteraksi namun via air atau tak bertatap langsung, akan sangat membedakan dengan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi terus menerus ditambah intensitas bertemu cukup sering. Tapi sebaliknya, Misal saya serumah dengan X. Setiap hari kami memang bertemu di rumah. Namun kami memiliki tivi, netbook, dan pekerjaan-pekerjaan di masing-masing kamar kami. Maka yang akan terjadi, saya bisa saja tidak mengetahui bagaimana kehidupan X sebenarnya. Hal ini mengacu pada individualitas.
- Status. Silakan bedakan hubungan anda dengan keluarga anda yang terpisah jauh dan kawan sekelas anda yang bertemu setiap hari. Apakah keterpisahan anda dengan orang yang notabene memiliki hubungan darah dapat mengurangi keakraban dan rasa senasib?
- Stereotip. Ketiga hal tersebut bisa juga dikaitkan dengan stereotip. Jika persepsi saya, saya lebih nyambung dengan teman sekelas daripada saudara kandung saya, maka itulah yang terjadi. Apabila karena faktor senasib berada di kamar kost yang sama, si Pejuang Palestine akan memilih berteman saja dengan si Yahudi sejauh merela tidak saling menyerang maka itulah yang terjadi. Jika saya memiliki seorang pacar dan berkomunikasi secara terus-menerus meskipun dia berada di Adelaide, saya pikir selama kami menjaga kepercayaan, tak ada masalah, bahkan tanpa harus rutin berkomunikasi jika ikatan batin sudah kuat, tak pula bermasalah. Tapi lain ladang lain belalang, entah apa yang ada di benak anda saat ini yang jelas saya ingin makan nasi goreng (?)
ayenk